Selasa, 18 Desember 2012

Mutu Pendidikan Matematika di Indonesia Rendah
 1
 
 37

YOGYAKARTA, suaramerdeka.com -
Dr Maria Goretti Adiyanti MS dari bagian Psikologi Perkembangan Anak Fakultas Psikologi UGM mengatakan, anak yang berkesulitan belajar belum tentu mempunyai kecerdasan yang kurang memadai, tetapi karena kondisi anak tersebut harus berjuang untuk dapat mencapai prestasi seperti anak di usia mereka terutama untuk memenuhi tuntutan sekolah.
"Oleh karena kesulitan yang dialami tersebut, anak yang berkesulitan belajar seringkali mengalami hasil belajar rendah dibanding dengan kemampuan intelektual yang dimilikinya," ujarnya pada seminar "Memahami Potensi Anak Berkesukaran Belajar dalam Tinjauan Neurologis dan Psikologis", di Fakultas Psikologi UGM.
Dijelaskan, penyebab anak berkesulitan belajar terutama dikarenakan adanya gangguan otak yang bersifat minimal (DMO), atau akibat rusaknya jaringan otak karena suatu penyakit di otak, atau akibat terganggunya fungsi otak karena suatu kelainan yang bersifat periodik dalam jangka waktu yang lama, misalnya epilepsi, di samping penyebab yang bersifat psikososial. "Bentuk kesulitan belajar beragam seperti yang terkait dengan matematika dan bahasa," paparnya.
Sementara itu staf pengajar Fakultas Psikologi UGM bidang Psikologi Pendidikan Supra Wimbarti MSc PhD dalam seminar tersebut menuturkan bahwa matematika adalah salah satu (kalau bukan satu-satunya) mata pelajaran di tingkat sekolah dasar yang paling ditakuti oleh siswa. Matematika merupakan mata pelajaran wajib pada jenjang pendidikan dasar sampai atas di Indonesia.
Berdasarkan data UNESCO, mutu pendidikan matematika di Indonesia berada pada peringkat 34 dari 38 negara yang diamati. Data lain yang menunjukkan rendahnya prestasi matematika siswa Indonesia dapat dilihat dari hasil survei Pusat Statistik Internasional untuk Pendidikan (National Center for Education in Statistics, 2003) terhadap 41 negara dalam pembelajaran matematika, di mana Indonesia mendapatkan peringkat ke 39 di bawah Thailand dan Uruguay.